Posted by : Nurinaernest
Sabtu, 16 Agustus 2014
   Hmm.. Ramadhan memang banyak sekali godaan. Kita juga harus 
pintar-pintar mengendalikan hawa nafsu. Juga harus menahan diri kita 
dari emosi.
   Aku punya kisah tentang sahabatku yang memiliki kesabaran luar biasa.
 Jadi ceritanya begini.. Aku ingin mengikuti Karikatur Contest yang 
diadakan sebuah Mall. Aku menceritakan hal itu pada sahabatku, namanya 
Hikmah yang satu jurusan di Seni Rupa Murni di salah satu Universitas di
 Surakarta. Hikmah mendukungku dan berkata akan menemaniku mendaftar dan
 juga saat lomba. Lomba dilaksanakan tanggal 29 Juni 2014 kemarin. Tepat saat
 awal puasa. Kebetulan kami yang mahasiswa rantauan belum pulang kampung
 karena suatu urusan. Kebanyakan dari teman kami sudah pulang kampung.
   Tanggal 28 aku berangkat untuk mendaftar. Aku mengajak Hikmah 
berangkat di pagi hari pukul 9 WIB naik Batik Solo Trans. Tiba disana, 
kami kebingungan karena Mall tampak sepi.
  “Lhoh, kok sepi ya Hikmah?” kataku pada Hikmah memandang Mall yang 
sepi pengunjung. Bahkan masih banyak toko-toko dan court yang masih 
tutup. Waktu itu menunjukkan pukul 9.30.
  “Iya, ya. Tumben Mall sepi begini.” ujar Hikmah sambil mencari tempat duduk.
Melihat Pak Satpam yang melintas, aku bertanya padanya.
  “Pak, bagian Informasi dimana, ya?”
  “Oh, di lantai 1, tapi bukanya jam 10 nanti.” jawab Pak Satpam. Oh, pantas masih sepi. Ternyata aku kepagian!
  Kami pun menunggu hingga jam 10 sampai bagian informasi buka. Dan 
ketika sudah buka, kami segera menuju kesana. Biaya pendaftaran 
Karikatur Contest Rp 15.000,00. Bapak di bagian informasi mengatakan 
kalau lomba dimulai pukul 5 sore besok. Aku tercengang dan kaget. Haa 
 Trus kami akan naik apa pulangnya? Sedangkan kendaraan umum yang 
beroperasi di malam hari hanya taksi dan becak, pasti sangat mahal. 
Maklum kami memang tidak membawa kendaraan pribadi disini. Aku menoleh 
ke Hikmah dan mataku mengisyaratkan kebingungan. Tapi Hikmah menatapku 
dengan teduh dan tersenyum seakan memberiku jawaban bahwwa aku tetap 
harus ikut dan tidak usah khawatir. Aku mengajak Hikmah mendaftar juga, 
tapi dia tidak mau. Setelah mendaftar, kami pun tidak langsung pulang. 
Hikmah mengajak berjalan-jalan dulu. Kami pun berjalan-jalan mengunjungi
 tempat-tempat di Solo hingga tak sadar sudah berjalan jauh sekali. 
Pulang dari perjalanan panjang tersebut, kami membeli mie ayam dengan 
porsi yag sangat banyak dan es buah yang manis sekali.
   Esoknya..
   Pagi-pagi setelah sahur, aku dan Hikmah sangat mengantuk. Selama 2 
hari Hikmah menginap di kosku dan kami jarang tidur di malam hari. Kami 
mengobrol banyak hal. Hingga siang kami masih tertidur dengan pulas. 
Pukul 13.30 kami terbangun dan segera beranjak sholat Dhuhur. Hikmah 
berniat mengajakku membeli laptop dulu sebelum ke Mall. Akhirnya kami 
berangkat pukul 15.00 dan saat sudah berada dalam Batik Solo Trans, 
Hikmah tiba-tiba teringat sesuatu.
   “Oh iya, ini kan hari Minggu. Bukankah toko-toko tutup?”
  “Oh iya, ya ampun. Aku lupa Hikmah. Gimana dong? Aku juga lupa. Kita terlalu dini dong berangkatnya.” Aku mulai panik.
  “Yaudah nggakpapa.. kita langsung ke Mall aja nunggu disana.” Lagi-lagi Hikmah tetap menjawab santai dan tanpa beban.
   Sesampainya di Mall..
  Ternyata menunggu hingga pukul 17.00 tidaklah sebentar. Kami pun 
berputar-putar di Mall tersebut. Naik eskalator hingga lantai paling 
atas, turun lagi, naik lagi, turun lagi, dan kebingungan dimana lokasi 
lombanya. Aku bertanya lagi di bagian informasi. (Duh kenapa tidak tanya
 dari tadi, ya? Hm). Bagian Informasi ada di lantai bawah. Dan kami pun 
turun lagi.
  “Lokasinya di First Floor, naik eskalator 2 kali, dekat dengan Cinema XXI.”
  “Oh iya, terimakasih.”
  Aku dan Hikmah pun tertawa. Ternyata lokasi tempat lomba berada di lantai yang tadi sudah kami lewati.
  Panitia mengatakan lomba diundur pukul 18.00 dan akan berakhir pukul 
21.00. Mereka menyilakan kami bila ingin mencari makanan berbuka dahulu 
sebelum kembali lagi. Kami lupa membawa makanan, dan akhirnya mencari 
jajan yang murah di lantai bawah. Kami pun turun lagi untuk yang 
kesekian kalinya hingga kami tak mampu menghitung berapa kali naik 
turun. Ini adalah buka puasa kami yang pertama di kota Solo sebagai anak
 rantau.
  “Hikmah, nggak apa-apa nih?”
  “Nggak apa-apa, lhoo. Santai.” kata Hikmah.
  “Tapi, nanti sampai malam, lho. Kita pulangnya gimana? Hikmah pulangnya gimana? ”
  “Ya daripada kamu sendirian, kan? Aku temenin deh pokoknya sampai 
selesai.” jawab Hikmah. Duh, aku terharu sekali mendengar jawaban Hikmah.
 Sabar sekali dia! :’)
—
  Lomba dimulai, dan Hikmah menunggu di dekatku. Lagi-lagi aku menoleh ke Hikmah dan khawatir, merasa tidak enak.
  “Hikmah, 3 jam lama lho. Nggak papa nunggu lama banget?”
  “Santai, lho. Tenang aja.” jawab Hikmah.
  Hingga lomba selesai Hikmah pun menungguku. Melihat peserta yang lain
 gambarannya bagus-bagus sekali. Aku pun minder dan firasat kalau kalah.
 Tapi Hikmah tetap mendukungku dan mengatakan kalau aku harus semangat.
   Karena lomba langsung diumumkan pemenangnya, kami menunggu hingga pukul 22.00.
  Ternyata benar. Aku kalah. Dan Hikmah tetap menghiburku. Dan aku tahu kenapa aku kalah. Mungkin karena Zydan kubuat botak xD.
sebut saja Zydan xD
 “Sudah, nggak apa-apa. Yang penting untuk bukan kemenangannya. Tapi 
pengalaman.” kata Hikmah sambil tersenyum. Aku merasa makin tidak enak 
padanya karena dia sudah menemaniku, menunggu, dan hasilnya ternyata 
tidak seperti yang diharapkan. Selesai pengumuman, Hikmah mengajakku ke 
kamar mandi. Ternyata sejak tadi dia sabar menungguku padahal dia 
kebelet buang air kecil. Duh!
   Karena sudah malam banget aku dan Hikmah bingung akan tidur dimana. 
Hikmah mengatakan jangan naik taksi karena mahal. Toh kos juga sudah 
ditutup. Akhirnya aku dan Hikmah memutuskan untuk berjalan hingga 
Stasiun Balapan sambil menunggu pagi tiba. Lumayan jauh kami berjalan di
 malam tersebut dan suasana sangatlah sepi. Kami benar-benar 
“nggelandang” saat itu.
   Di stasiun, para pegawai banyak yang menonton Piala Dunia. Hikmah 
ikut menontonnya, tapi kulihat wajahnya sudah mengantuk. Malahan Hikmah 
menyuruhku tidur tetapi dia tidak tidur.  Tak terasa kami belum tidur 
sejak malam hingga pagi pun datang.
  Oh, sabar sekali sahabatku ini 
 Semoga Hikmah mendapatkan pahala yang besar atas kesabarannya itu! Aamiin.
–
   Nah, sekian kisah dariku. Semoga kisah ini ada hikmahnya buat kalian 
 Allah pasti akan menghadiahkan kebaikan untuk manusia-manusia yang sabar seperti Hikmah.
Related Posts :
- Back to Home »
 - APPRECIATE IT , ARTWORK , DAY BY DAY , JOIN CONTEST , LIFE »
 - Sahabatku yang Sangat Sabar
 


Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya ya :)
BalasHapusIya :) Jadi harus tetap bersyukur..
Hapus