Posted by : Nurinaernest Minggu, 03 April 2016

 
      Tulisan Jawa dan Bali adalah perkembangan modern aksara Kawi, salah satu turunan aksara Brahmi yang berkembang di Jawa. Pada masa periode Hindu-Buddha, aksara tersebut terutama digunakan dalam literatur keagamaan dan terjemahan Sanskerta yang biasa ditulis dalam naskah daun lontar. Selama periode Hindu-Buddha, bentuk aksara Kawi berangsur-angsur menjadi lebih Jawa, namun dengan ortografi yang tetap. Pada abad ke-17, tulisan tersebut telah berkembang menjadi bentuk modernnya dan dikenal sebagai Carakan atau hanacaraka berdasarkan lima aksara pertamanya.


Gb.1 Aksara Jawa
sumber: kompasiana.com

Gb.2 Pasangan Aksara Jawa

Sebagai generasi penerus, kita wajib menemukan metode dan langkah untuk melestarikan budaya Jawa dengan terobosan-terobosan baru. Agar budaya Jawa tetap lestari dan tentunya generasi muda tidak melupakan budaya yang merupakan aset bangsa.

Kunci agar kita menjadi kreatif adalah dengan membentuk asosiasi dan hubungan di antara berbagai hal yang berbeda dengan pembauran konsep. Ini adalah proses berpikir kreatif. Bersumber dari wikipedia, Aksara Jawa sampai sekarang masih diajarkan di sekolah-sekolah wilayah berbahasa Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, sebagai bagian dari muatan lokal. Walaupun demikian, penggunaan sehari-hari, seperti dalam media cetak atau televisi, masih sangat terbatas dan terdesak oleh penggunaan aksara Latin yang lebih mudah diakses. Beberapa surat kabar dan majalah lokal memiliki kolom yang menggunakan aksara Jawa. Namun selain itu, usaha-usaha revivalisasi hanya bersifat simbolik dan tidak fungsional, seperti pada penulisan nama jalan. Salah satu penghambatnya adalah tidak adanya pengembangan ortografi dan tipografi  aksara, serta digitalisasi komputer yang sulit dilakukan karena kompleksitas aksara Jawa. 
Penggabungan aksara Jawa dengan cerita komik adalah terobosan yang menarik. Cerita dengan karakter gambar kartun dan aksara Jawa di dalam balon kata dapat dijadikan media yang aplikatif sebagai media pembelajaran. Pentingnya intensi dan cara menggunakan komik dengan aksara Jawa sebagai media pembelajaran memiliki fungsi membentuk pola pikir yang kreatif.



Bahan-bahan cerita dapat diambilkan dari cerita-cerita daerah yang berupa dongeng, fabel, legenda, dan lain-lain, serta lingkungan sekitarnya. Isi cerita hendaknya yang mengandung pendidikan dan menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti luhur serta membangkitkan motivasi pembaca untuk giat belajar dan bekerja
Pengembangan adalah upaya secara sadar dan terus menerus untuk meningkatkan kualitas. Begitulah pengembangan dalam pembuatan komik berdasarkan sasaran pembaca. Di sini komik aksara Jawa dengan gambar kartun-kartun berkarakter ditujukan untuk memberikan model-model atau contoh tentang sifat dan perilaku hidup manusia dalam kedudukan baik dan buruk. Sehingga komik dengan aksara jawa menjadi salah satu media pelestarian kebudayaan dan sebuah pembelajaran yang merupakan pembinaan moral generasi muda. 

DAFTAR PUSTAKA

         Michalko, Michael. 2012. Pemikiran Pemikir Kreatif, Jakarta: PT. Indeks
         Dr. Subyantoro, M.Hum, 2013. Pembelajaran Bercerita untuk Meningkatkan Kepekaan Emosi 
              dalam Berapresiasi Sastra, Yogyakarta: Penerbit Ombak.

r.
Sumber internet:
kompasiana.com 
https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Jawa

{ 1 komentar... read them below or add one }

Welcome to My Blog

Followers

copyright by Nurina Susanti. Diberdayakan oleh Blogger.

NURINAERNEST

Foto Saya
Indonesian author | Love Printmaking | Be enthusiasticc everyday! :)

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

- Copyright © 2013 Nurinaernest -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -