Posted by : Nurinaernest Senin, 26 Maret 2012

  Tampak seorang penjual di sebuah pasar tua, marah dan  mendengus kesal. Hari ini tak laku lagi. Mungkin itu sebuah keluhan yang umum bagi seorang penjual disitu. Tapi ia tetap merasa hanya dia yang kesusahan. Dialah penjual buku bekas dan koran bekas. Dia merasa susah saat banyak orang mencari buku baru dan tak melirik sama sekali pada barang dagangannya.

   Hari ini tadi, dia baru saja berdebat dengan orang-orang yang membawa setumpuk koran. Ia beli murah, tentu saja. Mencari keuntungan begitu sulit, apabila ia beli dengan harga mahal. Dan orang yang habis berdebat dengannya merasa tak terima, dan akhirnya memberikan setumpuk koran dengan cuma-cuma. Bukan senang, penjual itu justru marah, dan merasa terhina. Hampir saja adu mulut terjadi bila Jamal si penjual mi tak datang melerai.


    Tapi hari-hari ini tampaknya lain. Keberuntungan? Mungkin saja. Banyak anak sekolah rata-rata anak SMA mampir dan mengunjungi kiosnya. Dengan wajah dan sikap ramah, ia tampakkan sifat ke-penjualan yang berusaha menyenangkan anak-anak itu. Dan dia tampak begitu berseri melihat banyak anak sekolah mencari koran bekas yang ia jual.


    Lima menit setelah itu, datang lagi dua orang anak. Dengan beban berat tas di pundak, datang berkunjung dan bertanya pada si penjual itu. Dia kembali ramah. Mencari koran bekas dan memamerkannya pada dua bocah itu. Bertumpuk-tumpuk koran ia suguhkan, dan menyuruh mereka memilihnya sendiri. Awalnya dua bocah itu merasa senang dengan keramahannya. Tak tau apa yang bakal terjadi nanti. Sibuk mencari, memilih, diantara tumpukan.

   Setelah dapat mereka temukan apa yang dicari, datanglah kembali penjual itu. Menghitung dan berkata,
                  "Berapa lembar yang mau kalian beli? Satu lembar 1500,"

Tampak dua bocah itu terkejut. Begitu mahal harga yang harus di bayar untuk 8 lembar koran bekas seharga delapan ribu rupiah.

                  "Lain kali datang lagi," kata penjual itu.
                  "Tentu saja, Tentu kami tak kan sudi kesini lagi," jawab dua bocah itu dalam hati. Sambil berlalu dan mengumpat kesal.
Dalam catatan ini: RHyca AMmelliya

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Followers

copyright by Nurina Susanti. Diberdayakan oleh Blogger.

NURINAERNEST

Foto Saya
Indonesian author | Love Printmaking | Be enthusiasticc everyday! :)

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

- Copyright © 2013 Nurinaernest -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -